Sunday, November 29, 2009

Klaster Wisata untuk Kenyamanan Turis

Current info about tech is not always the easiest thing to locate. Fortunately, this report includes the latest tech info available.

Tidak sulit menemukan pedestrian yang buruk di Jakarta. Pun demikian dengan rusaknya taman kota, sungai yang kurang bersih, permukiman kumuh, serta lokasi wisata yang rusak. Ditambah pula belum terintegrasinya transportasi massal yang tepat di seluruh wilayah Jakarta.

Belum lagi dampak krisis ekonomi worldwide yang masih tersisa, wabah flu burung, flu babi, serta tragedi bom Kuningan sedikit banyak telah berpengaruh pada perjalanan wisata. Bila ini dibiarkan, maka jangan berharap, wisatawan lokal maupun asing berdiam lama menikmati sejumlah wisata di Ibu Kota RI tersebut.

Kondisi inilah yang melecut Pemprov DKI Jakarta tergerak memperbaiki konsep penataan pariwisata di Jakarta. ''Namun kenyatannya, Jakarta hingga kini belum nyaman bagi wisatawan,'' kata Arie Budiman, kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI, Kamis (26/11).

Menurutnya, segmentasi wisatawan di Jakarta sangat lengkap. Dalam konsep penataan pariwisata, salah satu solusinya membuat klaster-klaster pariwisata, dengan memfasilitasi beragam segmen wisata. Misalya, menjadikan Jakarta Utara sebagai Pusat Wisata Bahari. Begitu pula di wilayah lain.

Hingga kini, DKI Jakarta memiliki 19 jalur wisata. Di antaranya wisata kuliner Pasar Baru di Jakarta Pusat, Gedung Kesenian Jakarta, Gedung Kantor Pos, Istiqlal, Katedral, serta Hotel Borobudur. Jika satu kawasan itu bisa diintegrasikan dipastikan akan menjadi magnet yang bisa menyedot wisatawan domestik maupun mancanegara.

Arie mencontohkan, daya tarik di kota-kota besar dunia, yang menjadi ikon sekaligus magnet tujuan wisata setelah pemerintah setempat mampu menata ruang-ruang kotanya. ''Intinya, klaster wisata tersebut harus tematis dan menarik,'' katanya.

Once you begin to move beyond basic background information, you begin to realize that there's more to tech than you may have first thought.

Pemprov, katanya, menganggap sektor pariwisata merupakan konglomerasi dari sektor pembangunan. Bila wisatawan merasa nyaman, pasti mereka juga akan senang keluar untuk jalan-jalan mengeluarkan uang. Menurutnya, ketidaknyamanan tersebut di atas terjadi karena beragam persoalan yang masih menjadi pe er bersama semua pihak.

''Mendesain konsep pariwisata bukan hanya tugas Dinas Pariwisata, tapi juga Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Tata Ruang, Dinas P2B, serta sejumlah SKPD lainnya. Pemprov harus memikirkan replica tata ruang pariwisata yang terbaik ke dalam RTRW 2010-2030,'' saran dia.

Arie tidak memungkiri, dengan masih menyisakan persoalan di atas, potensi wisata 2010 diprediksi baru dalam tahap pemulihan. Kemudian, diperkirakan merangkak naik di tahun berikutnya. ''Targetnya, kenaikan jumlah wisatawan tahun 2010 sekitar lima persen (dibanding tahun 2009) dengan rata-rata kenaikan wisatawan 9,8 persen per tahun,'' tuturnya. Sejauh ini, dalam lima tahun terakhir pertumbuhan sektor pariwisata mencapai 9,8 persen.

Di samping masalah di atas, kendala lain adalah anggaran promosi. Akibatnya, Disbudpar hanya membuat kalender kegiatan (calender of event) pariwisata yang disebarkan di pelaku industri ini. Serta, mempromosikan lewat KBRI. ''Berat bagi kami membuat promosi besar-besaran,'' kata Arie.

Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, berjanji siap mengalokasikan anggaran sektor ini sebesar Rp 267,02 miliar atau 1,12 persen. Rinciannya, untuk urusan kebudayaan Rp 192,13 miliar dan urusan pariwisata (Rp 74,88 miliar). Tahun 2009, anggaran sektor ini hanya Rp 45 miliar.

Tapi, kata Ketua Asosiasi Pengawasan Hotel, Diyak Mulahela, anggaran tersebut masih minim. Ia membandingkan negeri jiran dengan anggaran promosi mencapai 100 juta dolar AS. ''Tak heran bila setiap tahun, tingkat hunian hotel terus merosot,'' kata Diyak. Pada 2008 industri hotel, hiburan dan restoran menyumbang Rp 1,5 triliun, dengan aim Rp 1,4 triliun.

DKI masih menjadikan Program Meeting Insentive Conference and Event (MICE), seperti pergelaran musik (music show), konvensi (seminar), serta pameran sebagai andalan penerimaan wisatawan. Kegiatan tersebut dipilih karena sesuai dengan selera pasar wisatawan domestik dan internasional. Meski, fokus DKI pada kegiatan show biz (bisnis hiburan). Maklum, kata Arie, tidak ada kota lain di Indonesia yang memiliki fasilitas pendukung bisnis hiburan selengkap Jakarta. Karenannya, pemprov akan menambah teater dan gedung konser. ''Kami akan tambahkan satu teater besar di Taman Ismail Marzuki, serta Concert Hall di Kemayoran,'' terangnya.

Bukan hanya konser budaya pop, terutama penyanyi mancanegara, Jakarta juga menfasilitasi seni tradisional khas Indonesia untuk penikmat kesenian tertentu tersebut. ''Meski jumlah penikmat kesenian tradisional tidak banyak, kami tetap menfasilitasi kesenian tersebut.'' Arie bermimpi, Jakarta bukan hanya Ibu Kota Republik Indonesia (RI), tapi menjadi surga bagi komunitas pelancong. c09, ed: zaky ah

(-)
There's no doubt that the topic of tech can be fascinating. If you still have unanswered questions about tech, you may find what you're looking for in the next article.

No comments:

Post a Comment