Thursday, December 3, 2009

WALHI: Jakarta Terancam Tenggelam 2030

When most people think of tech, what comes to mind is usually basic information that's not particularly interesting or beneficial. But there's a lot more to tech than just the basics.

40 persen lahan di Jakarta di bawah permukaan laut.


JAKARTA --  Global climate change atau perubahan iklim worldwide yang terjadi secara ekstrem mengakibatkan beberapa wilayah rendah di dunia terancam tenggelam. Salah satu wilayah tersebut adalah DKI Jakarta.

''Jakarta teranmcam tenggelam selain karena  global climate Change , juga karena tata kelola yang buruk,'' ungkap Direktur Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) DKI Jakarta, Ubaidillah, kepada  Republika , Kamis (3/11).

Perubahan cuaca yang ekstrem serta pemanasan worldwide akibat efek rumah kaca, sehingga es di kutub Selatan mecair, hal ini mengakibatkan tiap tahunnya terjadi kenaikan permukaan laut.

Di sisi lain Jakarta juga mengalami penurunan permukaan tanah, akibat penyerapan air tanah serta banjir  rob yang terjadi tiap tahunnya. ''Banjir  rob di pantai Utara Jakarta akibat  global warming terjadi hingga ketinggian mencapai 50 cm sampai satu meter,'' tuturnya.

Those of you not familiar with the latest on tech now have at least a basic understanding. But there's more to come.

Dia juga menjelaskan, saat ini berdasarkan information tahun 2001, 40 persen lahan di Jakarta di bawah permukaan air laut. ''Jika tak segera dibenahi oleh Pemrov DKI serta Pemerintah Pusat, DKI Jakarta terancam tenggelam 2030,'' tuturya.

Selain itu, kondisi di Jakarta terjadi perubahan iklim yang ekstrem serta tingginya tingkat karbon monoksida di langit Jakarta. Menurutnya, tingginya tingkat emisi buangan kendaraan bermotor, tak diimbangi dengan reboisasi, penghijauan, serta tata kelola Kota Jakarta. ''Kota yang semrawut, penyerapan air tanah yang tinggi, dan proses penghijauan sebagai penyerap karbon yang lambat, semakin mengancam wilayah DKI,'' paparnya.

Menurut Ubaidillah, dalam waktu dekat DKI Jakarta juga terancam banjir, yaitu siklus banjir lima tahun yang diprediksi sekitar tahun 2012. Menurutnya pada tahun 2007, wilayah DKI Jakarta yang tergenang mencapai 70 persen, maka diprediksi tahun 2012 jika tidak ada pembenahan maka wilayah yang tergenang mencapai 80 persen. Tentu menurutnya dengan kerugian secara finansial juah lebih besar. Maka, proses reboisasi serta perluasan lahan terbuka hijau perlu dilakukan, jika tak ingin Jakarta tenggelam.

Perbanyak RTH

Walhi juga menyatakan agar di 27 Stasiuan Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang sudah ataupun sedang dibongkar agar segera diubah menjadi ruang terbuka hijau (RTH) ataupun situ kecil. Menurutya, berdasarkan instruksi Gubernur No 75 Tahun 2005, SPBU-SPBU yang menyalahi aturan segera dibongkar.

Saat ini, klaim Pemprov DKI Jakarta, sekitar 9,6 persen wilayah Jakarta telah menjadi lahan terbuka hijau, akan tetapi ironisnya 27 SPBU (seluas empat hektare) telah masuk ke dalam perhitungan tersebut. ''Kami juga baru mengetahuinya dari Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta,'' paparnya. Dia berharap Pemprov DKI terus memperbanyak RTH sesuai target.

Dia berharap pemerintah segera membuat 27 SPBU tersebut menjadi lahan terbuka hijau, tidak hanya ditutup saja, agar penyerapan air menjadi lebih maksimal. Selain itu, Ubaidillah juga menduga bisa terjadi penyalahgunaan dana karena hingga kini proses pembongkaran itu belum juga selesai.

''Pemprov menganggarkan sekitar Rp 75 juta, dan terbagi atas Rp 25 juta untuk sosialisasi dan Rp 50 juta untuk pembongkaran, dan harus selesai akhir tahun ini. Jika belum selesai, kami menduga terjadi penyelewengan dana,''pungkasnya. c12

(-)
Don't limit yourself by refusing to learn the details about tech. The more you know, the easier it will be to focus on what's important.

No comments:

Post a Comment