Monday, December 14, 2009

62 Ribu Balita di Bekasi Bergizi Buruk

Have you ever wondered if what you know about tech is accurate? Consider the following paragraphs and compare what you know to the latest info on tech.

Penderita gizi buruk juga berasal dari keluarga mampu.

BEKASI -- Bayi lima tahun (balita) penderita gizi buruk di Kota Bekasi mencapai 62.826 orang. Jumlah penderita giji buruk ini mencapai 0,5 persen dari populasi balita di Kota Bekasi.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Renti Yonti, jumlah penderita gizi buruk di Kota Bekasi yang mencapai puluhan ribu ini masih berada di bawah batas yang ditetapkan pemerintah pusat. Menurut Renti, jumlah penderita gizi buruk yang masih diberikan toleransi Departemen Kesehatan sebesar satu persen dari populasi balita yang ada. ''Kita hanya mencapai separuhnya. Jadi masih di bawah batas yang telah ditetapkan,'' kata Renti, Ahad (13/12).

Yenti menjelaskan, jumlah angka penderita gizi buruk dapat ditekan, tidak terlepas dari sosialisasi yang terus disampaikan kepada ibu-ibu melalui puskesmas. ''Meski masih di bawah angka yang telah ditetapkan Depkes, kita tetap waspada. Kami berharap jumlah penderita gizi buruk bisa ditekan lagi,'' tutur Renti.

Dari penderita gizi buruk yang ada, Renti menuturkan, tidak ada yang sampai menderita penyakit kwashiorkor ataupun marasmus. Kedua penyakit tersebut, kata dia, akan membahayakan masa depan si anak, karena mempengaruhi tingkat kecerdasan mereka.

The more authentic information about tech you know, the more likely people are to consider you a tech expert. Read on for even more tech facts that you can share.

Menurut Renti, penderita gizi buruk tidak hanya didominasi oleh keluarga kurang mampu, namun terdapat juga dari keluarga mampu. Hal ini disebabkan karena penderita gizi buruk dari keluarga berada itu akibat penyakit bawaan atau malas makan.

Seorang balita dikategorikan menderita gizi buruk didasarkan pada indikator umur, tinggi, dan berat badan. ''Ada batasan angka-angkanya dan biasanya yang masuk kategori gizi buruk berat badannya di bawah garis merah,'' tutur Renti, sambil menunjukkan indikator kartu pelayanan posyandu.

Lebih lanjut Renti mengatakan, pemerintah daerah dan pusat akan membantu pemberian makanan tambahan bagi balita dari keluarga kurang mampu. Pada 2009, Dinas Kesehatan Kota Bekasi melaksanakan program pemberian makanan tambahan bagi balita pada ribuan anak penderita gizi buruk.

Makanan tersebut disiapkan oleh kader posyandu dengan menggunakan dana yang disediakan Pemkot Bekasi. Selama enam bulan balita penderita gizi buruk mendapat asupan makanan tambahan itu. ''Kita tidak memberikan dalam bentuk makanan pabrik tapi makanan yang diolah sendiri oleh kader dengan menu yang berubah-ubah agar si anak tidak bosan,'' kata Renti.

Setelah enam bulan kegiatan ini dievaluasi. Sehingga, perkembangan berat badan anak dapat terukur.Raham, seorang ibu dengan anak penderita gizi buruk di Puskesmas Rawa Tembaga, Bekasi Selatan, mengatakan bahwa anaknya selalu mendapat makanan tambahan dari kader posyandu selama enam bulan. ''Karena anak saya termasuk kategori anak dengan berat badan yang tidak sesuai dengan umurnya,'' ujarnya.
 
Sementara itu, Ketua DPRD Kota Bekasi, Azhar Laena, mengatakan, upaya pengurangan gizi buruk, terutama pada anak-anak usia pertumbuhan harus gencar dilakukan di setiap kelurahan dan desa. Menurut Azhar, terjadinya gizi buruk pada anak-anak bukan sekadar persoalan kesejahteraan masyarakat semata, melainkan karena rendahnya pengetahuan masyarakat tentang gizi yang baik.

Oleh karena itu, kata Azhar, beberapa upaya sistematik untuk menekan angka gizi buruk yang perlu dilakukan. Di antaranya, dengan memberikan pemahaman yang benar kepada para orang tua tentang pola hidup sehat dan peningkatan anggaran untuk pengembangan posyandu pada APBD 2010. ''Posyandu merupakan ujung tombak perbaikan gizi masyarakat,'' ujar Azhar.

Dengan optimalisasi posyandu, Azhar optimis gizi buruk di Kota Bekasi dapat teratasi. Untuk itu, kata Dia, Dinas Kesehatan perlu melakukan pengawasan terhadap seluruh posyandu yang ada di Kota Bekasi. ''Terkait tugas dan fungsi posyandu,'' cetusnya.  c14 ed: maghfiroh

(-)
Don't limit yourself by refusing to learn the details about tech. The more you know, the easier it will be to focus on what's important.

No comments:

Post a Comment