Monday, December 7, 2009

Kiblat Pendidikan tidak Diperlukan

When you're learning about something new, it's easy to feel overwhelmed by the sheer amount of relevant information available. This informative article should help you focus on the central points.

JAKARTA-- Pemberian rank Jakarta Barat sebagai kiblat pendidikan oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan DKI Jakarta, Taufik Yudi Mulyanto, dinilai berlebihan. Menurut Wakil Ketua Komisi E DPRD DKI Jakarta, Igo Ilham, setiap daerah mempunyai karakteristik masing-masing sehingga tidak diperlukan ada satu daerah khusus untuk ditiru daerah lainnya.

"Seharusnya, semangat yang dibangun setiap daerah bersaing dengan daerah lain, bukan penetapan kiblat seperti itu," ungkapnya, Senin (7/12). Menurut Igo, kalaupun ingin menjadikan sebagai daerah percontohan, parameter yang digunakan harus jelas. Contohnya, prestasi siswa, tingkat kelulusan dan nilai, infrastruktur sekolah, kurikulum pendidikan, bebas narkoba, hingga frekuensi tawuran.

Sebagai Wakil Ketua Komisi E, Igo mengaku belum mendapat informasi mengenai penetapan rank tersebut. Dia malah khawatir pemberian rank itu akan dipertanyakan daerah lainnya yang mempunyai kualitas pendidikan yang lebih baik. "Kalau subjektif, urutan kualitas pendidikan di Jakarta adalah selatan, timur, kemudian utara."

Sebelumnya, pada acara penyuluhan UAN di Universitas Mercubuana, Jakarta Barat, Kepala Dinas Pendidikan DKI, Taufik, menyatakan Jakarta Barat sebagai kiblat pendidikan di Ibu Kota. Menurutnya, Jakarta Barat layak untuk mendapatkan rank tersebut karena para siswanya telah berhasil memenangkan Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2008/2009 lalu.

If you don't have accurate details regarding tech, then you might make a bad choice on the subject. Don't let that happen: keep reading.

Selain itu, parameter yang digunakan adalah telah mampu mengintegrasikan pendidikan tinggi, menengah, dan dasar yang tidak ada di daerah lain. "Contohnya saja di universitas ini (Mercubuana) dapat mengadakan penyuluhan UAN seperti ini, yang sebenarnya tidak relevan dengan perguruan tinggi," tutur Taufik.

Risih
Kepala Suku Dinas Pemkot Jakarta Barat, Abdul Hamid, mengaku pelajar dari Jakarta Barat memang menyumbang tujuh emas dalam OSN lalu. Namun, dari tujuh emas tersebut, cuma satu pelajar yang berasal dari SMA Negeri (SMAN 78) dan selebihnya swasta.

Hamid mengaku risih terhadap pemberian rank tersebut. Menurutnya, masih banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan untuk memperbaiki kualitas pendidikan di Jakarta Barat. "Jangan sampai nanti timbul kecemburuan dengan daerah lain," cetusnya.

Sebelumnya, Wali Kota Jakarta Barat, Djoko Ramadhan, memang mengeluhkan rendahnya rasio antara jumlah SMU negeri dan SMK negeri dengan SMP negeri yang ada di Jakarta Barat.

Berdasarkan information dari Sudin Pendidikan Menengah dan Tinggi, saat ini hanya terdapat 17 SMAN dan 15 SMKN yang ada di Jakarta Barat. Sementara itu, hanya terdapat 50 SMP di daerah tersebut. c01 ed: utomo

(-)
Now you can understand why there's a growing interest in tech. When people start looking for more information about tech, you'll be in a position to meet their needs.

No comments:

Post a Comment